Senin, 14 Januari 2019

Beberapa Wonderkid yang Gagal bersinar

seorang pemain dengan kata “wonderkid” ternyata bukanlah hal yang sulit. Setiap tahunnya pasti muncul beberapa nama yang menyandang gelar ini. Ditambah juga dengan label-label macam “The Next Messi” ataupun “The Next Ronaldo”. Label-label seperti ini bisa dianggap sebagai anugerah bagi beberapa orang, tapi juga bisa menjadi kutukan yang menyebalkan untuk yang lainnya.
Bagi yang sukses membuktikan tanda-tanda brilian di awal karir dan terus konsisten untuk menjadi bintang di klubnya, sang wonderkid dipastikan akan menjadi bintang besar yang benar-benar meneruskan jejak para wonderkid sukses terdahulu macam Messi dan Ronaldo saat ini. Jika tidak, maka kemungkinan besar akan menjadi bahan cibiran banyak fans atau malah mungkin lebih buruk lagi, terlupakan lalu hilang, siapa saja wonderkid yang gagal bersinar? 

1. KEIRRISON
Bagi yang lupa, Kierrison adalah pemain Brasil yang dibeli oleh Barcelona dengan harga sekitar £10 juta. Angka yang sebenarnya tidak terlalu besar mengingat prestasi pemain ini sebagai top skorer termuda di Brasil dan sempat meraih gelar striker dan Pemain Terbaik di Serie A Brazil. Aksinya membuat Palmeiras tertarik, dan akhirnya ke Barcelona.
Ia langsung dipinjamkan ke Benfica dan Fiorentina untuk membuktikan diri. Tapi masa peminjaman di kedua klub tersebut berakhir dengan kegagalan besar dan membuatnya gagal menarik perhatian seorang Pep Guardiola. Hasil akhirnya: Ia tidak cukup bagus untuk bermain di klub sebesar Barça. Para fans juga tampaknya setuju dan menilai dirinya sebagai salah satu transfer terburuk klub kesayangan mereka. Setelah dipinjamkan (lagi) ke banyak klub, ia akhirnya benar-benar dilepaskan dan pulang ke Coritiba. Dan Keirrison pun tetap tidak bersinar seterang masa mudanya.

2. FREDDY ADU
Nama Freddy Adu amat sangat menghebohkan banyak orang di masa mudanya. Para pemain game Football Manager di manapun saat itu kemungkinan besar akan membeli Adu dan menjadikannya andalan di lini depan. Di dunia nyata, ia menjadi pemain termuda di MLS saat bergabung dengan DC United ketika masih berusia 14 tahun.
Pada akhirnya ada satu tim di Eropa yang rela menghabiskan uang untuk membeli pemain ini: Benfica. $2 juta AS mereka keluarkan demi mendapatkan pemain yang dijuluki sebagai penerus Pele ini. Firasat tim-tim lain yang memutuskan untuk mengabaikan salah satu sumber kehebohan terbesar dari sepakbola Amerika Serikat ini terbukti benar. Adu hanya bermain 11 kali untuk Benfica dan dilemparkan ke berbagai klub dengan status pinjaman. Tidak sekalipun ia berhasil membuktikan potensi yang mungkin benar-benar sempat muncul di masa kecilnya dulu.

https://youtu.be/q0jUl6RKnpc
3. FEDERICO MACHEDA
Ada yang masih ingat Saat Federico Macheda menciptakan gol yang membantu Manchester United meraih gelar juara liga?para fans mungkin berpikir bahwa tim kesayangan mereka telah menemukan seorang striker muda nan tajam yang akan berada lama di lini depan mereka dan membantu merah gelar demi gelar di musim-musim selanjutnya. Dan tentu saja, ini semua terbukti salah.
Macheda gagal total mengulangi apa yang ia lakukan dan sama sekali tidak mampu menembus tim utama United. Percikan potensi yang muncul di masa mudanya pun berakhir begitu saja. Macheda kemudian harus rela menjadi pemain nomaden yang berpindah-pindah (tanpa meraih sukses) di tim-tim semacam QPR, Doncaster, Birmingham, dan Cardiff City. lalu Ia dipinjamkan kembali ke Nottingham Forest. saat ini bermain di club  Panathinaikos FC.


4. GIOVANI DOS SANTOS
Giovani dos Santos adalah satu kasus yang cukup aneh. Skill yang ia miliki sama sekali tidak buruk. Ia pun bisa membuktikan dirinya untuk bersinar saat bermain untuk tim nasional Meksiko. Tetapi di karirnya bersama klub, Dos Santos tidak pernah sepenuhnya memenuhi potensi besar yang sebenarnya ia miliki.
Ia bergabung dengan Barcelona dan seolah bersiap untuk menciptakan hal-hal besar dan bersejarah di sana. Ini tidak berjalan dengan terlalu baik, meski sempat menciptakan hattrick di laga terakhirnya sebelumnya pindah ke Tottenham Hotspur. Di sini keadaan menjadi semakin buruk. Penampilannya amat sangat terbatas dan ia tidak banyak membantu Spurs di lapangan – ia malah lebih banyak dipinjamkan. Dos Santos pun akhirnya pindah ke Mallorca, lalu Villareal, dan berakhir di MLS bersama LA Galaxy hingga saat ini


5. Javier Saviola
Saviola memulai karirnya bersama River Plate dan mulai bersinar setelah menjadi pemain terbaik sekaligus pencetak gol terbanyak Piala Dunia U-20 tahun 2001. Barcelon pun tak ragu mengeluarkan 15 juta Pound pada tahun yang sama untuk memboyongnya.
Awal karirnya di Camp Nou cukup lancar, mencetak 17 gol dalam semusim. Namun saat Franck Rijkaard melatih, karirnya mulai meredup. Pelatih asal Belanda itu lebih suka memasang penyerang Timnas Belanda, Patrick Kluivert. 
Di Barca, ia hanya berhasil meraih gelar Piala Super Spanyol. Dua musim terakhirnya bersama Barcelona dihabiskannya sebagai pemain pinjaman di AS Monaco dan Sevilla. Pada 2007, ia dilepas ke Real Madrid.
Namanya memang tercatat sebagai salah satu pemain Madrid saat meraih gelar La Liga 2007-08, namun selama dua musim Saviola hanya tampil total 17 kali di La Liga.
Ia kemudian melanglang buana ke Benfica dan Malaga sebelum kini bermain untuk Olimpiakos dari Yunani.



6. Bojan Krkic

Pemain yang mengambil tempat Lionel Messi dalam sejarah sebagai pemain termuda yang pernah memperkuat Barcelona di La Liga, Bojan terlihat bakal mencapai hal-hal hebat setelah mengemas sepuluh gol selama musim 2007/08. Dia baru berusia 17 tahun waktu itu, namun terlihat sangat bagus ketika menyerang. Akan tetapi, ia lantas dianggap sebagai surplus bukan hanya di Barca, melainkan di AS Roma, Ajax dan kini Stoke City. Meski pernah dianggap sebagai “harta karun” oleh Frank Rijkaard, Bojan tidak lagi bisa mencapai dua digit gol sejak musim debutnya di Catalunya.


7. Robbie Keane

Robbie Keane diboyong oleh Tottenham Hotspur dari Leeds United di tahun 2002. Ketajamannya dalam mencetak gol membuat publik White Hart Lane jatuh cinta padanya. Torehan dua digit gol selama enam musim berturut-turut bersama Tottenham membuat klub-klub besar menaruh minat pada Robbie.

Di tahun 2008, ia bergabung dengan Liverpool, klub yang ia idamkan sejak kecil. Namun karirnya bersama The Reds hanya seumur jagungPemain asal Irlandia ini kembali setahun kemudian ke Tottenham setelah hanya mampu menyumbangkan tujuh gol dan lima assist dari 28 penampilannya bersama Liverpool.

8. Hasim Mastour
Pada 2012, AC Milan merekrut Mastour dengan biaya €500 ribu. Transfer tersebut membuat heboh media massa pada saat itu. Bagaimana tidak? Pemuda Maroko ini direkrut AC Milan saat masih berusia 14 tahun. Selain itu, ada beberapa klub besar yang terpikat dengan kemampuan olah bolanya. Real Madrid, Barcelona, Inter Milan, dan Manchester City merupakan klub besar menunjukkan ketertarikan untuk merekrut Mastour. Bisa dibilang, Mastour adalah pemain bintang di masa depan.
Pemain yang sempat menggegerkan Youtube dengan video yang memamerkan skill dirinya saat bermain bola ini tidak berkembang di AC Milan. Dia bahkan tidak mencatatkan satupun penampilan untuk tim utama AC Milan. Karirnya menjadi tidak jelas, ia dipinjamkan ke berbagai klub. Banyak pihak yang berpendapat bahwa gagalnya Mastour bersinar adalah akibat kurangnya fokus dalam mengembangkan permainan. Mastour dinilai lebih mementingkan aksinya di Youtube daripada aksinya di lapangan.

Jika dilihat dari apa yang mereka capai, faktor konsistensi menjadi penyebab mundurnya performa mereka, semoga tidak ada lagi pemain yang gagal bersinar.

Mohon dikoreksi jika ada salah ataupun hal lainnya Kritik dan Saran dari anda sangat berarti.

Sistem informasi Psikologi

Sistem Informasi Psikologi A.    Pengertian Sistem 1.   Menurut Jogiyanto (2005), suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang...