Selasa, 09 Mei 2017

MUSEUM PLANETARIUM (JAKARTA, INDONESIA)




MUSEUM PLANETARIUM (JAKARTA, INDONESIA)
PLANETARIUM


                                                                                                                                    

Planetarium dan Observatorium Jakarta dibangun oleh Pemerintah Republik Indonesia mulai tahun 1964, atas gagasan Presiden Soekarno dengan harapan agar bangsa Indonesia sedikit demi sedikit mengenal berbagai macam benda langit dan berbagai peristiwa di luar angkasa. Selain dana dari pemerintah, Planetarium dan Observatorium Jakarta ini juga didanai oleh Gabungan Koperasi Batik Indonesia.
Pada tahun 1968, gedung beserta peralatan planetarium berhasil diselesaikan. Pada tanggal 10 November pada tahun yang sama, Planetarium dan Observatorium Jakarta diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin bersamaan dengan diresmikannya Pusat Kesenian Jakarta—Taman Ismail Marzuki.


Planetarium adalah tempat yang paling pas untuk menikmati taburan bintang, kilasan meteor, planet, satelit dan titik-titik rasi bintang yang mungkin selama ini telah dikenal nama-namanya. Siapapun yang berkunjung ke dalamnya akan merasa senang karena pengunjung akan dibawa ke suasana langit lepas di malam hari, sebuah suasana yang amat langka untuk dinikmati oleh warga sebuah kota metropolitan. 

Memang terkadang di sela-sela pertunjukan sering terdengar suara anak menangis karena mungkin takut gelap, namun begitu sampai pada bagian pertunjukan bintang-bintang yang bertaburan di seluruh penjuru langit Planetarium, biasanya tangis anak-anak akan berhenti dan mulai dapat menikmati suasana. 
Selain teater bintang, Planetarium dan Observatorium Jakarta memiliki Ruang Pameran dan tempat untuk peneropongan benda langit yang disebut dengan Observatorium. Tempat peneropongan ini digunakaan untuk melakukan pengamatan benda-benda langit secara langsung melalui teleskop. Hasil observasi atau pengamatan melalui teleskop ini dapat memberikan informasi tentang benda-benda atau fenomena langit yang masih bisa diamati di kota Jakarta.
Planetarium dan Observatorium Jakarta memiliki 3 tempat peneropongan yang digunakan untuk observasi visual  dan fotografi matahari, bulan, planet, komet, gugus bintang, dan lain-lain. Selain itu juga memiliki beberapa teleskop portable yang dapat dibawa berpindah-pindah.



Kegiatan peneropongan ini diadakan pada bulan-bulan tertentu pada malam hari dan tidak dikenakan biaya. Tidak menutup kemungkinan kegiatan ini dilaksanakan di luar  jadwal yang sudah ada., karena adanya peristiwa astronomi yang menarik seperti gerhana bulan dan lainnya.
Pada waktu-waktu tertentu Planetarium dan Obsrevatorium Jakarta bekerjasama dengan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta mengadakan peneropongan umum di lapangan terbuka, untuk lebih memasyarakatkan astronomi sebagai ilmu pengetahuan dan hobi yang bermanfaat. Foto-foto yang dihasilkan selain dijadikan bahan dokumentasi juga digunakan untuk penelitian astronomi.

Planetarium dan Observatorium Jakarta, telah menyelesaikan renovasi beberapa ruangan tertentu. Semua itu demi memanjakan pengunjung agar dengan rasa nyaman dapat  menikmati suasana baru yang lebih menyenangkan.

Beberapa ruangan yang direnovasi itu antara lain ’ruang tunggu’ yang dulu biasa-biasa saja, sekarang dilengkapi layar putih untuk pemutaran film yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan astronomi. Ruang tunggu itu disulap menjadi panggung Theater Prosenium. Dimana penontonnya bebas mengambil tempat duduk masing-masing. 
Dari ruang tunggu, menuju ’Lorong Astronomi’ yang beratap melengkung. Dinding kanan dan kiri memanjang bagaikan lorong goa mempertunjukan 12 lukisan kaca berupa rasi bintang yang umumnya sering dihubungkan dengan pernik nasib manusia. 
Lainnya, Ruang Pameran atau Museum yang dulu hanya diisi beberapa buah koleksi benda angkasa seperti pecahan batu meteor dll, sekarang dirubah menjadi ruang pameran yang  nyaman dan menyenangkan.







Sistem informasi Psikologi

Sistem Informasi Psikologi A.    Pengertian Sistem 1.   Menurut Jogiyanto (2005), suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang...